INTERNASIONAL, (B1) – Kelompok perlawanan Palestina Hamas dan Israel, akhirnya menyepakati sebuah gencatan senjata. Gencatan senjata terbagi dalam beberapa tahap, yang bermuara pada gencatan senjata permanen hingga rekonstruksi Gaza, pasca perang.
Kabinet Israel pada Sabtu (18/1/25) pagi menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang akan menghentikan dengan Hamas yang sudah berlangsung selama 15 bulan. Sebelumnya, Hamas pun telah mengumumkan telah tercapainya gencatan senjata.
Pemerintah Israel mengumumkan kesepakatan tersebut sekitar pukul 01.00 waktu setempat di Yerusalem setelah Kabinet menggelar rapat selama lebih dari enam jam dan setelah Kabinet Keamanan merekomendasikan.
Gencatan senjata sendiri akan berlaku efektif pada Minggu (19/1/25) dan akan mencakup jeda tiga minggu dalam pertempuran dan pembebasan puluhan sandera Israel dan ratusan tahanan Palestina.
Dinas Penjara Israel mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya mengambil langkah-langkah untuk mencegah “mempertontonkan kegembiraan di depan umum” ketika tahanan Palestina dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Pada fase pertama ini, pasukan Israel akan mundur ke pinggiran Gaza, dan banyak warga Palestina akan dapat kembali ke rumah mereka yang tersisa seiring meningkatnya aliran bantuan ke wilayah kantong yang terkepung.
Hamas menyatakan pada Jumat bahwa tidak ada lagi hambatan terhadap perjanjian tersebut. Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa dan negara-negara lainnya sudah menetapkan Hamas sebagai organisasi teror.
Perang di Gaza dimulai ketika Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, dan menewaskan lebih dari 1.200 orang serta menculik sekitar 250 sandera. Dari para sandera tersebut, kurang dari 100 orang diperkirakan masih berada dalam tahanan Hamas, tetapi sekitar sepertiganya diyakini meninggal.
Pihak berwenang Gaza sebelumnya mengumunkan tak kurang 47 ribu warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, meninggal dalam operasi militer Israel, yang dilakukanya hampir setahun lewat. (voa/red).