Oleh: Doyahudin
Suatu sore, di tengah perjalanan pulang, seorang anak laki-laki memandang kabel-kabel listrik. Mungkin teringat pelajaran di sekolah tentang listrik, dia bertanya kepada ayahnya.
Anak: “Pah, kenapa ya listrik itu bisa mengalir di kabel? Kok bisa ada aliran begitu?”
Ayah, tersenyum mendengar pertanyaan anaknya. Ia tahu bahwa anaknya ingin mengetahui lebih banyak tentang dunia di sekitarnya.
“Listrik itu bisa mengalir karena adanya perbedaan tegangan,” jawabnya sambil menjelaskan.
Anak: “Perbedaan tegangan? Apa itu tegangan, Pah?”
Ayah berpikir sejenak, berusaha menjelaskan dengan cara yang sederhana.
“Tegangan itu seperti dorongan. Seperti ketika kamu menurunkan bola dari tempat yang tinggi, bola itu akan bergerak ke bawah karena adanya dorongan gravitasi. Nah, tegangan dalam listrik itu semacam dorongan yang membuat elektron bergerak melalui kabel. Kalau ada dua tempat yang memiliki tegangan yang berbeda, elektron akan mengalir dari tempat yang tegangan tinggi ke tempat yang lebih rendah. Itulah yang membuat listrik bisa mengalir.”
Anak mendengarkan dengan penuh perhatian, namun masih ada satu pertanyaan lagi yang mengusik pikirannya.
Anak: “Ko bisa begitu? Siapa yang membuat tegangan itu bisa ada dan mengalir?”
Ayah tersenyum. Ia menyadari bahwa saat ini bukan hanya soal pengetahuan ilmiah yang ingin disampaikan, tetapi juga kesempatan untuk menguatkan akidah anaknya.
Ayah: “, bergerak karena perintah Allah.
Semua yang ada di dunia ini, termasuk listrik, Jadi, kalau ada perbedaan tegangan, listrik itu bergerak karena sudah menjadi kehendak dan perintah Allah. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini berjalan sesuai dengan aturan yang Allah tentukan.”
Anak tampak tertegun sambal tersenyum, seolah baru saja menemukan sesuatu yang lebih besar dari sekadar penjelasan ilmiah. Sebuah pemahaman bahwa sains bukan hanya tentang angka dan rumus, tetapi juga tentang mengagumi kebesaran Sang Pencipta.
Anak “”Oh, Jadi, Allah yang mengatur semua itu, ya? Bahkan listrik yang kita pakai setiap hari?”
Ayah: “Betul, Nak. Allah yang mengatur semua itu. Dia yang menciptakan segala hukum alam, termasuk hukum yang membuat listrik mengalir. Dan kita sebagai umat-Nya, seharusnya mensyukuri semua itu, karena dengan adanya listrik, banyak hal yang bisa kita lakukan. Dari menyalakan lampu, sampai menghidupkan peralatan yang membantu kita sehari-hari.”
Cerita singkat di atas menggambarkan bagaimana sains dan keimanan bisa berjalan beriringan. Anak belajar bahwa listrik yang mengalir dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya sebuah fenomena ilmiah yang bisa dijelaskan dengan hukum fisika, tetapi juga merupakan bagian dari tanda kebesaran Allah.
Dengan memandang listrik sebagai ciptaan dan aturan Allah, Anak semakin menyadari betapa hebatnya kekuasaan Allah dalam mengatur alam semesta.
Dalam perspektif agama, segala sesuatu yang ada di alam ini, termasuk hukum-hukum ilmiah, adalah manifestasi dari kekuasaan Allah. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an:
“Dan Dia-lah yang mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya, dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya…” (QS. Ar-Rum: 48)
Ayat ini menunjukkan bagaimana Allah mengatur alam semesta, dan semua yang ada di dalamnya berfungsi sesuai dengan kehendak-Nya. Begitu juga dengan listrik meskipun kita menjelaskan pergerakannya dengan hukum fisika, kita harus selalu ingat bahwa semua itu terjadi dengan izin Allah.
Sains bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk menguatkan akidah anak-anak kita. Ketika kita mengajarkan mereka tentang proses-proses alam seperti sirkulasi air, pergerakan planet, atau listrik, kita tidak hanya mengajarkan mereka fakta-fakta ilmiah, tetapi juga membimbing mereka untuk melihat kebesaran Tuhan yang menciptakan hukum-hukum tersebut.
Dengan cara ini, sains dan agama tidak lagi dipandang sebagai dua hal yang terpisah. Sebaliknya, sains dapat menjadi jembatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Hal ini juga mengajarkan anak-anak bahwa pengetahuan yang mereka pelajari di sekolah, meskipun penting, tidak lengkap tanpa pemahaman akan kebesaran dan kekuasaan Allah yang mengatur segala sesuatu. (**)
Biodata Penulis:
– Pengurus Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Kabupaten Tangerang.
– Pengurus Departemen Pendidikan ICMI Orda Kabupaten Tangerang.