LEBAK, (B1) – Tingkatkan kesiapsiagaan hadapi potensi bencana megathrust sekaligus memperingati 20 tahun tragedi tsunami Aceh, mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bersama Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) dan FPRB DESTANA Situregen meluncurkan program “Sirene Mandiri Desa” di Kampung Cisiih, Desa Situregen, Kabupaten Lebak.
Program yqny berlangsung mulai tanggal 11 hingga 14 November 2024 ini, berfokus pada penguatan sistem peringatan dini berbasis masyarakat.
Muhammad Sultan Faraj Ketua program mengatakan, kegiatan dimulai dengan pemasangan sirene dan papan informasi interaktif di Masjid Al Ihtiad, yakni salah satu lokasi strategis yang memastikan cakupan peringatan bagi seluruh warga.
Papan informasi tersebut, dilengkapi dengan tombol audio untuk memberikan pengetahuan praktis terkait jenis suara sirene dan langkah yang harus diambil saat peringatan berbunyi.
“Langkah ini penting untuk meningkatkan kesiapan warga dalam merespons potensi gempa dan tsunami,” ucapnya.
Dikatakan, pada puncak acara, tanggal 14 November 2024, diadakan sosialisasi dan workshop pemeliharaan sirene, yang melibatkan warga Kampung Cisiih.
Kegiatan bertujuan melatih masyarakat dalam pengoperasian dan pemeliharaan sirene secara mandiri, menjamin fungsi optimal dalam situasi darurat.
“Kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah, organisasi lokal, dan pihak swasta menjadi kunci kesiapsiagaan masyarakat yang tangguh. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi, termasuk PT Crystal Biru Meuligo atas dukungan finansial yang signifikan,” jelasnya.
Sementara Pak Asep Mulya Hidayat, Kepala Bidang di BPBD Provinsi Banten, mengaku senang bisa hadir dalam kegiatan sosialisasi mandiri di desa Situragen.
“Saya tidak menyangka masih ada anak muda Gen Z yang peduli terhadap lingkungan, terutama mengenai mitigasi bencana. Hal ini mengubah persepsi saya mengenai Gen Z. Program “Sirene Mandiri Desa” diharapkan menjadi contoh teladan kesiapan komunitas menghadapi potensi megathrust. Membangkitkan kesadaran akan peristiwa tsunami Aceh yang mengguncang Indonesia dua dekade lalu,” ujarnya. (cj/msj).