LEBAK, ( B1) – Restorasi kondisi ekonomi pasca bencana merupakan hal yang sangat penting dalam proses pemulihan masyarakat yang terdampak bencana. Ketangguhan dan kemampuan masyarakat untuk memulihkan ekonomi dan taraf hidupnya pada kondisi pasca bencana tersebut dilatih dan ditingkatkan melalui berbagai ipaya yang termasuk dalam program peningkatan resiliensi masyarakat.
Pada tingkat keluarga, peran ibu rumah tangga dalam pemulihan ekonomi keluarga pascabencana sangat krusial. Sebagai pengelola utama dari keberlangsungan ekonomi rumah tangga, ibu rumah tangga seringkali menjadi tulang punggung keluarga dalam proses adaptasi dan pemulihan ekonomi sehari-hari.
Mereka juga sering menjadi penghubung komunitas dalam berbagi informasi, sumber daya, dan dukungan sosial.
Hal ini disadari oleh Gugus Mitigasi Lebak Selatan yang berkolaborasi dengan mahasiswa MBKM Humanity Project Batch III Universitas Multimedia Nusantara. Hal itu menjadi alasan diselenggarakannya lokakarya PRABU yang juga berkolaborasi dengan Sanggar Lokacipta Nawasena, Arenkula Nusantara, dan Bejod Magic Bamboo.
Program peningkatan resiliensi yang dilaksanakan ini berfokus pada ibu rumah tangga, yang memiliki peranan penting dalam membangun kembali perekonomian keluarga dan komunitas.
Hal ini bertujuan intuk memastikan bahwa pemulihan kondisi masyarakat pasca bencana dapat menyentuh berbagai sektor dan elemen kemasyarakatan, dengan mengakui dan memperkuat peran mereka dalam mendukung keberlangsungan hidup dan menggerakkan roda perekonomian setempat.
Prabu merupakan akronim dari “Prakarya Bambu”. Loka karya yang bertujuan untuk melatih para ibu rumah tangga (IRT) di RT04 dan RT06 Desa Panggarangan dalam praktik membuat dan memasarkan anyaman bambu ini dihadiri oleh CEO Arenkula Nusantara dan Ketua Lebak Ekonomi Kreatif Andhy Yuliandi, Pendiri Bejod Magic Bamboo Kyai Muhammad Nasir Ali Muhidin, Ketua GMLS Anis Faisal Reza, dan 27 orang ibu rumah tangga dari RT 04 dan RT 06 Desa Panggarangan, Kabupaten Lebak.
Lokakarya diawali dengan pemaparan materi mengenai resiliensi masyarakat dalam situasi pascabencana oleh Ketua GMLS Anis Faisal Reza. Dalam pemaparan ini, Anis kembali menekankan pentingnya upaya peningkatan resiliensi dan pemulihan pasca bencana yang inklusif, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk mempercepat pemulihan dan mengonsolidasi berbagai sektor yang telah pulih secara perlahan, khususnya sektor ekonomi.
Rangkaian kegiatan dalam lokakarya ini dilanjutkan dengan serah terima mesin irat bambu secara simbolis dari Universitas Multimedia Nusantara kepada Sanggar Lokacipta Nawasena.
Penyerahan mesin irat tersebut dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai “Promosi dalam Meningkatkan Ekonomi Kreatif” oleh Andhy Yuliandi dari Arenkula Nusantara.
Materi yang dipaparkan pada sesi ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempertegas pentingnya peran aktivitas promosi dalam meningkatkan laju perkembangan ekonomi kreatif di wilayah Panggarangan, terutama dalam bisnis anyaman bambu.
Pemaparan tersebut mengawali sesi utama dari lokakarya ini, yaitu lokakarya anyaman bambuyang dibawakan oleh Kyai Muhammad Nasir Ali Muhidin. Dalam sesi lokakarya ini para peserta diajarkan untuk membuat berbagai produk dekoratifdengan teknik anyaman bambu, mulai dari besek hingga anyaman berpola.
Lokakarya diakhiri dengan penyerahan plakat dan sertifikat kepada para narasumber, sesi foto bersama dan pembagian bingkisan dari Prabu kepada para peserta yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. (cj/jat).