LEBAK, (B1) – Mahasiswa/i Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bersama dengan gugus Mitigasi Lebak Selatan mengajak anak-anak di Kampung Cikumpay untuk belajar mitigasi. Melalui acara serangkaian acara Doremi (Dongeng Rekan Mitigasi) anak-anak diajak memahami mitigasi melalui dongeng dan bermain.
Doremi terbagi dalam tiga rangkaian, yaitu Hayu Urang Ngadongeng, Lomba Mendongeng, dan Berani (Bermain Bersama Relawan Mitigasi) dengan harapan anak-anak sebagai kaum rentan dapat memahami mitigasi bencana sedari dini.
Sebagai salah satu dari rangkaian Festival Doremi, mahasiswa/i Universitas Multimedia Nusantara mengajak para guru yang merupakan pemenang lomba mendongeng untuk membacakan dongeng karya Michelle Paulina, yakni Lini, Urug, dan Caah Laut di Berani (Bermain Bersama Relawan Mitigasi).
Melalui dongeng tersebut, diharapkan anak-anak di Kampung Cikumpay dapat menyerap informasi mengenai mitigasi melalui cara yang menyenangkan. Selain mendengarkan dongeng, anak-anak juga diajak bermain sambil belajar mengenai tas siaga, cara menyelamatkan diri bila terjadi bencana alam, dan mengenal rambu evakuasi bencana.
Dikarenakan bencana alam merupakan topik yang baru untuk anak-anak, acara ini dirancang dan dikemas dengan cara semenarik dan semenyenangkan mungkin melalui mendongeng dan bermain bersama dengan harapan agar anak-anak dapat memahami, mengenai mitigasi bencana dengan cara yang menyenangkan tanpa menakuti mereka.
Ketua Gugus Mitigasi Lebak Selatan, Anis Faisal Reza merasa senang dengan berlangsungnya acara tersebut. Karena kegiatan dapat melibatkan anak-anak di Kampung Cikumpay agar bisa memahami mitigasi bencana alam., yang dilakukan pada Senin, 29 Mei 2023.
“Pembelajaran mitigasi ini dilakukan dengan cara yang menarik agar membuat mereka dapat terus antusias mengikuti seluruh rangkaian acara dari awal hingga akhir. Diharapkan dengan diselenggarakannya acara ini, anak-anak dapat memupuk dan menanamkan pentingnya mitigasi bencana alam sedari dini,” ujarnya.
Irwan Fakhruddin selaku Wakil Ketua MBKM Proyek Kemanusiaan UMN menyatakan, pola penyampaian pesan kebencanaan sebagai pesan ilmiah kepada anak-anak, harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan, tidak menggurui, dan memberikan pengalaman langsung sehingga akan bertahan cukup lama di benak mereka.
“Konten acara yang terdiri dari permainan menjadi medium belajar dan bermain yang tepat karena pada dasarnya dunia anak-anak adalah dunia bermain,” tandasnya.
Sementara Siti Aisyah Nur Hidayah ketua Doremk mengatakan, anak-anak yang tinggal di daerah rawan bencana seperti anak-anak di Kampung Cikumpay, perlu mengetahui dan memahami mengenai mitigasi bencana.
“Itu agar dapat mempersiapkan diri mereka apabila sewaktu-waktu terjadi bencana alam di tempat tinggal mereka,” ucapnya. (cj/way).