Desa Panggarangan dan GMLS Pertama di Banten yang Diverifikasi Lapangan Tsunami Ready Community UNESCO-IOC

 

LEBAK, (B1) – Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) menjadi tuan rumah kegiatan Verifikasi Lapangan Tsunami Ready Community oleh UNESCO-IOC dan Komite Nasional Kesiapsiagaan Tsunami pada Rabu (14/9/22) dan Kamis (15/9/22) di Balai Desa Panggarangan.

Desa Panggarangan menjadi desa pertama di Banten yang mengupayakan indikator tsunami ready. Hal tersebut dikatakan oleh Professional Officer for DRRTIU dan Head of IOC-UNESCO Ardito M. Kodijat.

“Desa Panggarangan menjadi desa pertama di Banten yang mengupayakan indikator
Tsunami Ready dan termasuk maju dalam hal pengembangan indikatornya,” jelas Ardito, Jumat, (16/9/22).

Ardito menambahkan, tujuan utama kegiatan ini adalah mencapai kesiapsiagaan masyarakat di daerah rawan tsunami jika sewaktu-waktu terjadi tsunami.

“Tujuan utama dari Verifikasi Lapangan ini agar masyarakatnya mencapai kesiapsiagaan, siap dan tanggap terhadap Tsunami. Sertifikat Pengakuan (Certificate for Recognition) Tsunami Ready Community dari Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO (IOC-UNESCO) ini hanya sebuah pemanis,” ujar Ardito.

Camat Panggarangan Ahmad Faidlullah mengapresiasi, atas inisiatif dari masyarakat untuk mitigasi bencana.

“Saya apresiasi kepada masyarakat bahwa, masyarakat sendiri sudah mau dan itikad baik hadir di sosialisasi, dan ikut dalam rangka persiapan masyarakat untuk menghadapi
bencana, khususnya bencana Tsunami,” kata Ahmad.

Sekretaris Desa Panggarangan Sahria menyatakan, Desa Panggarangan sangat mendukung kegiatan mitigasi bencana di Desa.

“Dari pemerintah desa kami sangat
mendukung sekali, bahkan kami sedang mengalokasikan anggaran di APBD desa untuk kegiatan Mitigasi Bencana Tsunami ini,” kata Sahria.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Tangerang Suwardi mengharapakan, adanya penyebaran literasi kebencanaan yang lebih luas.

“Setelah verifikasi ini selesai, harapan kami dan BMKG, masyarakat yang sudah teredukasi, sudah terupdate info-info bencana, bisa disebarkan ke seluruh warga yang ada, menyebar keseluruh lingkungan di Desa Panggarangan,” harap Suwardi.

Selain itu, hadir pula para kolaborator yang juga berkontribusi pada tercapainya indikator-indikator tsunami ready yang menjadi standar penilaian masyarakat siaga
tsunami.

Kolaborator terdiri dari berbagai organisasi, seperti BMKG, BNPB, BRIN, Uinspire, UMN, ITB, RAPI, ID Flow Stories, BSI Maslahat, Disaster Management Center Dompet Dhuafa, IOF, KidzSmile Foundation, PLN Peduli, Biner Dev, TNI Angkatan Laut Banten, RTBD Panggarangan, Radar Banten, Sky Volunteer, Zenit, PREDIKT, Kodam 3 Siliwangi, dan Surveyor Indonesia.

Pada hari pertama membahas tentang indikator 1-8 yang mencakup tahap Asesmen dan Preparedness. Sedangkan di hari kedua membahas tentang indikator 9-12 yang mencakup tahap Respon dan Kunjungan lapangan di Desa Panggarangan.

Demi meningkatkan kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat di pesisir pantai terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, Desa Panggarangan yang berada pada wilayah Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten, merupakan salah-satu komunitas yang diusulkan oleh National Tsunami Ready Board (NTRB) untuk mendapatkan Sertifikat Pengakuan (Certificate for Recognition) Tsunami Ready
Community dari Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO (IOCUNESCO).

Dari hasil verifikasi dokumen terkait indikator Tsunami Ready, Ardito memaparkan bahwa, terdapat dua indikator yang giat dikembangkan oleh Desa Panggarangan, sehingga menjadi dua poin penting yang dapat diberikan apresiasi.

“Saya menemukan indikator yang lemah di daerah lain tetapi di sini indikatornya sangat kuat,” tandasnya. (cj/ji).

Loading

Related posts

Leave a Comment