Peringati September Kelam BEM Se Kabupaten Tangerang Aksi 

TIGARAKSA, (B1) – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se Kabupaten Tangerang, adakan aksi sebagai peringatan yang mereka sebut ‘September Kelam’. Aksi yang diadakan di lampu merah Tigaraksa dan berjalan damai itu juga sebagai bentuk solidaritas, Senin, (20/9/21).

Aliansi BEM yang ikut diantaranya, Sekolah Tinggi Teknologi Mutu (STTM), Insan Pembangunan (IP), Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA), Putra Perdana Indonesia (PPI), Universitas Muhammadiyah Banten (UMB), Sekolah Tinggi Farmasi (STF) dan Universitas Tangerang Raya ( UNTARA).

Presiden Mahasiswa STTM Gilang Purnama mengatakan, aksi solidaritas ditujukan kepada nasib aktivis HAM yang sampai sekarang kasus nya masih belum terselesaikan. Menurutnya, mereka telah gugur di medan juang.

“Aksi solidaritas, ini sebagai wujud duka cita kita kepada kawan-kawan kita yang sudah meninggal karena memperjuang kebenaran,” ujarnya.

Ali Isma selaku Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banten menegaskan, kasus HAM yang terjadi di Indonesia harus segera di tuntaskan secepatnya oleh pemerintah.

“Mengingat perjalanan bangsa Indonesia yang sudah mencapai 76 Tahun berdiri, tapi masih banyak kasus kasus pelanggan HAM yang belum selesai,” ucapnya.

Dedi Gunawan Presiden mahasiswa IP menyatakan, ‘Aksi September Hitam’ hari ini adalah untuk mengenang selama perjalan berdiri nya bangsa ini telah banyak terjadi dugaan pelanggaran HAM. Dari pembantaian 1965-1966 pasca G30S/PKI, Tragedi Tanjung Priok, Semanggi II, Pembunuhan aktivis HAM Munir Said Tholib.

“Hingga tindakan brutal aparat keamanan saat penegakan reformasi korupsi, yang menjadi sejarah kelam pasca reformasi,” tegasnya.

Senada dengan Dedi, Presiden mahasiswa PPI Ahmad Saeful Bahri mengatakan, mahasiswa menuntut kepada pemerintah maupun aparat, agar segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM yang ada di Indonesia.

“Kami juga menuntus kepada aparat agar kasus pembunuhan Munir di kategorikan sebagai kasus kejahatan luar biasa bukan kejahatan biasa, agar terhindar dari asas kadaluwarsa. Kami juga mendesak pemerintah agar segera mengusut tuntas kasus kasus HAM bukan hanya yang terjadi di bulan september saja tapi kasus kasus yang terjadi bulan lainnya,” pintanya.

Sementara, Yusuf Naufal Wakil Presiden Mahasiswa STBA mengatakan, aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa semoga tidak menjadi ceremonial saja, tanpa ada kejelasan pengungkapan kasus.

“Kami menuntut agar kepolisian tidak bertindak represif saat mengawal aksi mahasiswa,  karena bisa menimbulkan chaos. Semoga dengan adanya aksi ini masyarakat dan mahasiswa Kabupaten Tangerang tidak lupa dengan pelanggaran kasus HAM,” pesannya.

Aksi yang berjalan damai ini juga diisi dengan teatrikal dan berbagai orasi. Tampak petugas Kepolisian dan TNI mengawal aksi mahasiswa. (way).

Loading

Related posts

Leave a Comment