LSM Gappura: Suara Perubahan di Kota Cilegon Belum Terlihat

 

CILEGON, (B1) – Pernyataan mengejutkan keluar dari Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Peduli Pembangunan Rakyat (LSM Gappura) Banten Husen Saidan.

Husen yang sejauh ini cenderung memihak kepada perubahan dalam kontestasi politik di Kota Cilegon menilai, suara perubahan yang pernah digaungkan para politisi dan tokoh masyarakat di Kota Cilegon menuju Cilegon yang lebih baik, terkesan ambyar dan tidak nyata.

Hal tersebut diungkapkannya Senin (8/6/2020) malam, saat dikunjungi oleh awak media.

Menurutnya, gerakan suara perubahan yang pernah muncul, sejauh ini belum terlihat wujudnya.

“Konteks perubahan yang digaungkan adalah proses mengubah sesuatu yang tidak baik menjadi lebih baik. Namun, tentunya dengan pengorbanan yang tidak sedikit dan tidak murah. Sangat disayangkan, jika energi yang ada ternyata keluar dari konteks suara perubahan, maka cita-cita perubahan itu tidak akan terealisasi,” kata Husen.

Sejauh ini, lanjut Husen, memang banyak para bakal calon penantang kubu petahana.

“Tapi justru mereka malah terpecah, sehingga potensi energi perubahan yang begitu besar tidak termanfaatkan dengan baik, bahkan justru akan dimanfaatkan oleh kubu petahana,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, jika para bakal calon (kubu perubahan) yang ada masih mementingkan pribadinya, maka jangan harap perubahan akan terjadi.

“Harusnya kan lebih mementingkan bagaimana Kota Cilegon ke depan lebih baik. Kita harus akui kekuatan kubu petahana begitu besar, bahkan hingga akar rumput,” jelasnya.

Oleh karena itu, kata Husen, sudah semestinya para tokoh pejuang perubahan kembali duduk bersama, berfikir dan melihat kembali konteks suara perubahan untuk Kota Cilegon ke depan.

Ia juga mengingatkan, bahwa peluang untuk membangun energi suara perubahan masih sangat mungkin terjadi dan bisa dilakukan jika pejuang suara perubahan kembali menyatukan pemikiran dan memahami konteks perubahan itu sendiri.

“Peluang masih ada jika para pejuang perubahan mau menyamakan tujuan. Tetapi, jika para pejuang itu masih mementingkan egonya, ya sudah, aklamasi saja. Bu Ati Pasti menang, kok. Sebaliknya, jika tokoh pejuang itu bersatu untuk meraih suara dan dukungan seluas-luasnya dari masyarakat, maka masih ada waktu untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa Cilegon harus berubah,” tegasnya. (Baehaqi).

Loading

Related posts

Leave a Comment