SERANG, (B1) – Menindaklanjuti adanya pemberitaan terkait beras tidak layak konsumsi, petugas Kepolisian dari Polsek Calung bertindak cepat dengan mendatangi kediaman Ibu Mianah, Senin (3/7/2017) di Komplek Bumi Mukti Indah Blok A9 No 11, Rt 004 Rw 009, Ciracas, Kota Serang, untuk mengumpulkan data dengan meminta keterangan yang bersangkutan.
Dari keterangan Mianah dan suaminya Kamid, petugas langsung melakukan pengecekan ke toko beras yang dimaksud.
“Tadi pagi petugas dari Polsek datang ke sini. Setelah itu pergi, dan tak lama berselang datang lagi anggota dari Polresta Serang membawa saya untuk menunjukkan toko tempat saya membeli beras basi tersebut,” ucap Kamid saat ditemui dikediamannya.
Bersama beberapa petugas dari Polsek Calung dan Polresta Serang, Kamid pun pergi ke toko beras yang beralamat di Jalan Samaun Bakri, Tanggul, Kota Serang, tak jauh dari kawasan Pasar Induk Rau (PIR).
Setibanya di toko yang dimaksud, Kamid dan petugas disambut dengan nada emosi dari salah satu penjaga toko karena tidak terima dengan adanya kunjungan tersebut.
“Kita datang kesini cuma untuk memastikan saja, namun penjaganya salah paham. Padahal kita datang kemari hanya untuk meminta keterangan dan klarifikasi saja,” ucap salah satu petugas di lokasi.
Dari keterangan pemilik dan penjaga toko, beras dengan merk KM didapat dari kiriman pabrik beras yang berada di Karawang, Jawa Barat.
Dari pengecekan yang dilakukan, petugas tidak menemukan beras yang kemarin (Minggu) ditukarkan oleh Kamid (suami Mianah).
Pihak toko beralasan bahwasanya beras yang dimaksud sudah tidak ada ditoko dan sudah habis terjual.
Sebelumnya, pada Kamis (29/6) yang lalu, Kamid beserta istrinya membeli 1 (satu) karung beras ukuran 25 kg dari Toko Syifa dengan harga Rp275 ribu.
Beras tersebut rencananya akan digunakan untuk bahan catering (nasi box) yang sudah dipesan oleh konsumen dalam waktu dekat ini.
Beruntung sebelum pesanan dibuat, Mianah pada Jum’at (30/6) kemarin terlebih dahulu mencoba memasak beras yang dibeli untuk di konsumsi secara pribadi.
Namun baru berselang 3 (tiga) jam, beras yang dimasak ditemukan dalam kondisi berair dan basi.
“Awalnya saya juga gak percaya, namun setelah saya coba masak berkali-kali, hasilnya tetap sama. Dirumah juga pada sakit perut setelah makan nasi tersebut,” terang Mianah kepada Bantensatu.
Untuk diketahui, keluarga Mianah sejak lama sudah menggunakan beras dengan merk KM untuk dikonsumsi sehari-hari.
Selama ini dirinya mengakui tidak ada hal yang aneh dan berjalan baik-baik saja selama memakai beras tersebut.
Bahkan setelah ditukar dengan beras merk yang sama (KM), Mianah menuturkan tidak ada masalah dengan beras yang dimasak dan nasi bisa bertahan secara normal dan bisa dikonsumsi.
“Kalo beras yang kemarin, dari tampilannya, kondisi beras nampak sama dengan beras lain pada umumnya. Hanya saja beras terlihat sangat bersih dan mengkilat seperti plastik dan bentuk keseluruhan butirnya utuh (tidak ada yang patah). Beda sama beras yang diambil untuk sample hari ini,” ujar Mianah.
Menanggapi hal ini, petugas Kepolisian menduga ada upaya nakal dari oknum tak bertanggungjawab.
Dimana dalam setiap pengiriman beras dalam jumlah besar ada satu atau dua karung yang berisi beras tidak layak dikonsumsi.
Saat dihubungi melalui panggilan telepon, Kapolsek Calung Kompol Irwanda belum bisa memberikan keterangan yang pasti mengenai adanya kecurigaan terhadap beras yang diduga memiliki racun atau kandungan zat lain.
“Adanya dugaan dan laporan dari korban masih dalam penyelidikan dan akan terus kami telusuri,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, jika sudah ada kejelasan yang valid terkait hal ini, pihaknya akan segera memberikan keterangan yang sebenar-benarnya.
“Nanti akan kita berikan datanya. Kira-kira kelanjutannya seperti apa, nanti akan kita informasikan kembali,” singkatnya. (Stevan).