TANGERANG, (B1) – Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Jika mendengar istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma busuk yang sangat menyengat, namun berbeda pandangan dengan Komunitas Sapu Pengki Kota Tangerang.
Bagi Komunitas Sapu Pengki sampah bukan hanya permasalah masyarakat atau limbah hasil proses masyarakat tetapi sampah adalah permasalahan yang harus dibenahi karena hampir setiap hari nya sampah menjadi sebab utama permasalahan yang ada, Minggu (18/06/17) pagi.
Komunitas Sapu Pengki berdiri pada tanggal 1 desember 2015 dan mulai beroperasi pada 1 januari 2016 dengan pengurus berjumlah 9 Orang dan pekerja 9 orang.
“Sampai Sekarang Komunitas Sampu Pengki sudah dapat mengelola sampah yang ada di Kelurahan Poris Pelawad Utara yang meliputi 2 RW dari 9 RW yang ada” Ujar Jaka Firmansyah, S.Kom.I Pengurus Komunitas Sapu Pengki.
Setiap Harinya Komunitas Sapu Pengki dapat mengelola sampah dan limbah sebanyak 800 kilo, 25 persen dari 800 kilo atau sekitar 200 kilo adalah limbah hasil proses pemilahan yang tidak dapat diproses lagi atau dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di daerah rawa kucing.
Jaka melanjutkan bahwa kendala yang saat ini Komunitas Sapu Pengki alami adalah tingkat kesadaran masyarakat yang masih kurang terhadap sampah atau limbah karena sebagian besar sampah dan limbah yang dikelola oleh Komunitas Sapu Pengki ini adalah sampah atau limbah rumah tangga.
“Sekitar 75 persen dari 800 kilo yang dapat dikelola Komunitas Sapu Pengki kita kita olah menjadi produk atau barang yang bernilai seperti pupuk organik kerajinan tangan yang diantaranya meliputi miniatur vespa, miniatur perahu layar, miniatur robot, variasi bunga hias yang terbuat dari limbah plastik dan masih banyak lagi” kata Jaka.
Dalam sehari Komunitas Sapu Pengki dapat mengambil sampah dari rumah-rumah warga sebanyak 3 kali, untuk itu bantuan dan perhatian pemerintah sangat berandil penting untuk mengurangi sampah dan limbah hasil proses masyarakat ini.
Dalam 1 (satu) tahun berdirinya Komunitas Sapu Pengki sudah menjadi pelopor edukasi terhadap sampai dibuktikan dengan kehadiran Komunitas lain dari berbagai daerah dan sekolah-sekolah khususnya sekolah dasar (SD) yang sejak dini menanamkan rasa kepeduliannya terhadap lingkungan dengan membawa anak didiknya ke hanggar Komunitas Sapu Pengki.
Tujuan selanjutnya dari Komunitas Sapu pengki adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat lebih mengerti akan sampah atau limbah yang mereka buang. Untuk itu peran serta pemerintah sangat penting terlebih saat ini Komunitas Sapu Pengki sangat membutuhkan beberapa alat yang menunjang Program Kerja mereka.
(Candra).