CILEGON, (B1) – Rencana Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menerapkan kebijakan sekolah sehari penuh (Full Day School), mendapatkan perhatian dari berbagai elemen masyarakat, salah satunya dari tokoh masyarakat Kota Cilegon yang merupakan Ketua PB Al-Khairiyah, Ali Mujahidin atau yang akrab disapa Haji Mumu.
“Kebijakan Kurikulum 13 full day school memang baik untuk pembentukan karakter generasi masa depan bangsa. Tetapi perlu seimbang antara pendidikan umum dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan pendidikan agama dalam memperkuat karakter integritas moral generasi bangsa,” ungkapnya melalui siaran pers yang diterima Bantensatu, Jum’at (16/6/17).
Menurutnya, alangkah lebih baiknya jika, pelajaran agama dihapuskan dari sekolah umum, dan pelajaran umum dihapuskan dari sekolah agama, sehingga sekolah agama dan sekolah umum bukan dijadikan sebagai pilihan, tapi idealnya, keduanya menjadi kewajiban untuk terwujudnya cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sekolah umum dan membentuk integritas moral kuat dan berkarakter melalui sekolah agama.
“Manifestasinya, sekolah agama dan sekolah umum, sama-sama ‘penting’ dan tidak boleh ada diskriminasi terhadap keduanya. Jadi, alangkah baiknya jika, wajib ijazah sekolah agama dasar (Diniyah/MI dsb) bagi siswa-siswi SD yang akan mendaftarkan ke SMP, dan wajib ijazah sekolah pertama (Tsanawiyah, dsb) bagi siswa-siswi SMP yang akan mendaftarkan ke SLTA. Wajib ijazah sekolah agama menengah (ALIYAH, dsb) juga perlu bagi siswa-siswi SMA yang akan melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi, dan perlu keadilan dan keseimbangan dalam berbagai hal, termasuk kebijakan yang seimbang dari pemerintah terhadap sekolah umum dan sekolah agama,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Mumu, untuk mereka yang beragama kristen, hindu, budha dan lainnya, di NKRI tidak ada larangan agama selain agama Islam.
“Jadi untuk yang non muslim, silahkan membuat sekolah agama yang namanya apa saja, karena secara teori katanya semua agama mengajarkan kebaikan. Semoga tidak salah dan dapat bermanfaat minimal menjadi renungan dan mimpi,” ujar Mumu. (Baehaqi Rizal).