SERANG, (B1) – Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tentang gagasan full day school, menurut Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN) dan Ketua MK RI Priode 2018-2023, Mohammad Mahfud MD kurang tepat.
“Supaya dipertimbangkan kembali atau supaya tidak melupakan bahwa ada madrasah diniyah (MD) yang di mulai jam 2 sampai jam 5 sore,” kata Mahfud usai hadiri seminar Lahir Pancasila di salah satu kampus Negeri di Kota Serang, Rabu (14/6/17).
Jika pemerintah melakukan peraturan full day school, menurut Mahfud, Madrasah Diniyah akan hilang, jangan pakai kebijakan yang terlalu rasional namun harus memakai pertimbangan mental keagamaan supaya madrasah tetap hidup.
“Kalau sekolah dari pemerintah sampai sore, lalu madrasah akan hilang, madrasah diniyah itu penting. nah jangan sampe hilang, jangan pakai kebijakan yang terlalu rasional tapi harus juga pake kebijakan yang menggunakan rasa yaitu pertimbangan mental keagamaan,” ucapnya.
“Sekolah Madrasah Diniyah di Indonesia ini banyak, harus melakukan banyak pertimbangan jangan sampai membunuh. Jika pendidikan di Indonesia mengikuti pemerintah tidak jauh beda sama dengan jaman dulu pendidikannya yakni pada jaman Belanda,” lanjutnya.
Mahfud tidak menolak tentang Full day School namun semua itu harus di kaji ulang dan ada dalam bagian pendidikan diindonesia.
“Saya tidak menolak tapi harus ada di dalam bagian pendidikan kita,” pungkasnya. (Putra).