Haris Bayu Sejarawan Kota Tangerang

 

Tahukah kamu bahwa masjid tertua di Kota Tangerang berada di kampung Kalipasir, Cikokol ?

Inilah penuturan Haris Bayu Asadullah Yasin atau lebih dikenal dengan nama Kang Haris.

Candra, Cikokol-Tangerang

Sore hari ini pukul 16.00 selesai ba’da ashar, jl. Kali Pasir Pasar Lama Cikokol-Kota Tangerang, situasi kampung kalipasir terasa hangat karena cuaca yg cerah dari pagi hingga sore hari dibulan ramadhan ini.

Terlihat rumah yasin beliau adalah salah satu sejarawan silsilah daerah Banten dan Tangerang terlihat rumah yang tertata rapi dengan model joglo dan suasana adat tangerang tempo dulu sangat terasa. Cat rumah warna hijau muda terlihat mulai memudar.

Saat ditemui dirumahnya Kang Haris begitu panggilan akrabnya sedang duduk diteras depan rumah. Terlihat sedikit lelah ditubuhnya yang mulai menua karena kegiatan beliau yang begitu sibuk menghadir berbagai acara di Kota Tangerang.

Kang Haris merupakan sejarawan yang sering diundng oleh masyarakat untuk membedah situs-situs sejarah yang berada di provinsi banten. Saat ditemui dirumhnya beliau menceritakan kegundahan tentng beberapa situs-situs penting sebagai cikal bakal terwujudnya nama-nama daerah di Kota Tangerang.

“Banyak informasi yang salah terkait sejarah dikota tangerang seperti masjid kali pasir, bahwa informasi yang tersebar adalah mesjid kali pasir adalah masjid tertua kedua di Kotta Tangerang, padahal sebenarnya jika kita mencari tahu bagaimana sejarah dan asalah muasal berdirinya Kota Tangerang ini adalah dengan cara kita turun langsung mendatangi sejarawan-sejarawan yang masih hidup, dari hasil dokumen-dokumen dan tulisan-tulisan yang salah kumpulkan baik dari keluarga dan ayah saya, bahwa mesjid kali pasir ini didirkan pada tahun 1640”, jelas Kang Haris dengan suara terengah-engah.

Pria yang identik menggunakan ransel gunung ini melanjutkan bahwa banyak situs-situs dan makam-makam bersejarah penting dikota tangerang terbengkalai dan tidak tersentuh oleh pihak pemerintah sebagai bentuk cagar budaya Kota Tangerang.

“Makam-makam tersebut adalah makam raja-raja pajajaran dan keturunannya yang pada saat itu ikut bergerilnya di banten, ini adalah bentuk cagar budaya yang harus kita rawat sebagai sumber wawasan sejarah bagi generasi selanjutnya” katanya.

Beliau menambahkan sebagai salah satu keluarga yang memperhatikan sejarah banten terlebih untuk Kota Tangerang ini, Kang Haris sangat berharap kepada pemerintah dan generasi selanjutnya supaya dapat menjaga dan melestarikan situs-situs penting yang berhubungan dengan sejarah Kota Tangerang.

“Bahwa sebagian informasi yang dipublikasikan atau berada di dunia maya kurang tepat, karena banyak berbagai sumber dan sejarawan yang berbeda pendapat, sementara dari informasi saya miliki adalah sumber informasi yang memang diturunkan langsung oleh keluarga dan ayah saya” pungkasnya.

Kang Haris menambahkan saat ini beliau sedang membuat tim khusus untuk menjaga dan merarawat situs-situs cagar budaya Kota Tangerang dan Provinsi Banten. (Candra).

Loading

Related posts

Leave a Comment