CIRUAS, (B1) – Sungai Cidurian kini mulai tercemar lembah. Akibatnya sekitar 400 sambungan rumah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Albantani, Kabupaten Serang di Kecamatan Binuang terkena dampaknya.
Hal ini terjadi, lantaran Sungai Cidurian yang menjadi sumber air untuk mengaliri pelanggan-pelanggan tersebut kini tercemar limbah yang menimbulkan air yang mengalir menjadi berbau.
Kabag Kepegawaian Umum PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang, Arif Setiawan mengatakan, bahwa mengenai kondisi Sungai Cidurian sendiri memang sudah setiap tahun terjadi pencemaran, dan dampaknya pun sangat berasa secara langsung kepada masyarakat yang menjadi pelanggan PDAM Tirta Albantani.
Apalagi, lanjut Arif, saat musim kemarau PDAM sangat sulit memproduksi air tersebut, lantaran kualitasnya sangat buruk.
“Kita menerima informasi dari pelanggan dilapangan memang ada yang mengeluh bau. Tapi memang untuk saat ini belum ada laporan (yang mengeluh soal kesehatan seperti gatal-red) dari warga. Setiap tahun memang yang kita rasakan seperti itu,” kata Arif, Selasa (30/5/17).
Meskipun banyak pelanggan yang mengeluh, Arif mengaku belum bisa berbuat banyak untuk menangani persoalan pencemaran tersebut. Karena menurutnya, khusus untuk pelayanan di Kecamatan Binuang, PDAM selama ini hanya bisa mengandalkan air baku dari Sungai Cidurian.
“Dampaknya (pencemaran limbah sungai cidurian-red) hanya di Kecamatan Binuang saja, ada 400 sambungan. Tapi untuk sementara ini kita belum ada alternatif lain, kalau pun memang itu (limbah cair-red) bisa dihilangkan dengan cara memberikan dosis yang lebih tinggi atau dengan dosis tinggi masih tetap seperti itu, saya belum kearah sana, itu ranah produksi, ” ujarnya.
Terkait pencemaran sungai sendiri, ia juga mengaku belum mencari tahu siapa pelakunya. ”Memang untuk saat ini kami belummelakukan koordinasi, kami baru mengetahui masalah ini dari teman-teman kami dilapangan,” tandasnya.
Sementara itu, pada Sabtu 27 Mei 2017 kemarin, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang telah mengambil sampel air aliran Sungai Cidurian.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab menghitam dan berbaunya salah satu aliran sungai besar di Kabupaten Serang tersebut.
Kepala Seksi Penanganan Lingkungan pada DLH Kabupaten Serang, Lili Amaliawati mengatakan, tim telah menyusuri aliran Sungai Cidurian.
Untuk sementara, dikatakan Lili Amaliawati, pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan dari hasil penelusurannya tersebut.
Sebab, dari hasil penelusuran sepanjang aliran sungai, tidak ditemukan bekas pembuangan limbah.
“Saya belum menemukan. Tadi saya di jembatan perbatasan dengan Tangerang dan warnanya cokelat dan tidak terlihat ada garis alur hitam atau apa dengan kasat mata saya tidak melihat itu,” ujarnya.
Butuh waktu lima hari untuk melakukan pemeriksaan terhadap sampel air tersebut. Karena, pihaknya harus menganalisa chemichal oxygen demand (COD)-nya dan setelah seminggu baru bisa keluar hasilnya dari laboratorium. (Steven).