TIGARAKSA, (B1) – Dilihat dari letak geografis, Kabupaten Tangerang menjadi daerah yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta sebagai Ibukota Indonesia. Karena letaknya itulah, Kabupaten Tangerang menjadi wilayah dengan beragam etnis, budaya dan bahasa. Namun begitu kondisi Kabupaten Tangerang dapat terus terjaga kemanan dan kenyamanannya.
Demikian diungkapkan Guru Besar Untirta Serang, Banten, Mas Iman Kusnandar saat mengisi dialog publik yang diadakan Forum Tangerang Bersatu (Fortaber). Dialog kali ini mengangkat tema “Mewaspadai Ancaman Disintegrasi Bangsa, Merangkai Persatuan Untuk Tangerang Bersatu” yang dilksanakan di Eco Plaza, Citra Raya, Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang, Minggu, (14/5/17).
Dikatakan Mas Iman, apa yang disampaikannya bukan tanpa dasar. Meski diakuinya Ia sduah tidak aktif lagi ke Kabupaten Tangerang, tetapi Ia selalu mengamati apa yang terjadi di Kabupaten Tangerang.
Contohnya adalah ketika Kabupaten Tangerang diisukan menjadi wilayah yang rawan akan konflik Pilkada. Namun kenyataannya Kabupaten Tangerang menjadi wilayah yang paling kondusif di Provinsi Banten selama beberapa perhelatan Pilkada.
“Wajar saja ada isu seperti itu. Kenapa, karena memang Kabupaten Tangerang ini terbilan wilayaj multikultural. Hampir semua suku dapat ditemui di Kabupaten Tangerang. Jadi sangat tidak mungkin Kabupaten Tangerang menjadi contoh daerah lain dalam keberagaman,” tandasnya.
Dewan pakar ICMI Kabupaten Tangerang, Topari mengatakan, kondisi sosial politik yang terjadi belakangan ini, menjaidkan Kabupaten Tangerang akan menerima imbas. Baik karena wilayah yang berbatasan langsung dengan DKI ataupun karena di Banten ada pula pesta Demokrasi.
Menurutnya beberapa hal yang dapat mempengaruhi kondisi sosial politik di masyarakat diantaranya penggunaan isu SARA. Isu sensitif bila digulirkan ke masyarakat tentu saja akan sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan Nasional.
Untuk tataran lokal di Kabupaten Tangerang, menurutnya semua pihak harus mampu menjaga kondisi lingkungan. Salah satu mencegah terjadinya perpecahan di tingkat lokal yakni dengan mengedepankan kearifan lokal daerah tersebut.
“Makanya kearifan lokal, saya yakin akan mampu menangkal isu-isu disintegrasi wilayah yang berpusat ke Nasional. Setiap warga negara Indonesia sudah sepantasnya menjadikan Pancasila sebagai falsafah berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Sementara Ahmad Hidayat dari Kesbangpol Kabupaten Tangerang menyatakan, institusinya seringkali memberikan arahan dan pembekalan setiap ormas yang ada di Kabupaten Tangerang. Selain itu pihaknya juga tidak segan-segan akan menindak ormas di Kabupaten Tangerang, yang kegiatannya malah memecah belah masyarakat.
“Setiap ormas harus mencantumkan Pancasila sebagai asas organisainya. Kalu itu tidak dicantumkan akan kami tolak keberadannya,” akunya. (pudin).