CILEGON, (B1) – Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Kota Cilegon belum lama ini mengadakan Bakti Sosial (Baksos) di rumah dinas Walikota Cilegon.
Keua pelaksana Ahmad Rosidin mengatakan, baksos melibatkan lembaga lain seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Palang Merah Indonesia (PMI) dan komunitas Jawara Musang Lovers Banten (Jamulba), untuk turut mensukseskan kegiatan tersebut.
“Acara kemarin merupakan wujud kepedulian kita kepada masyarakat khususnya yang ada di Kota Cilegon. Acara yang diawali dengan kegiatan senam massal, dilanjutkan dengan acara makan bersama yang melibatkan beberapa tukang becak, gelandangan dan pengemis (gepeng), dan juga masyarakat lain yang kurang mampu,” terangnya, Kamis (13/4/2017) saat berkunjung ke sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cilegon.
Selain itu, lanjut Rosidin, ada juga kegiatan donor darah yang melibatkan kawan-kawan dari PMI, makan bersama yang di sponsori oleh Dompet Dhuafa, Taman Rekreasi Baca, Nonton Bareng untuk anak-anak yatim, pengobatan gratis kerjasama dengan Rumah Zakat dan malam harinya digelar acara Tabligh Akbar yang menghadirkan Kyai dari Hindustan yang diterjemahkan oleh ulama asal Pandeglang, Maulana Fathur Roziq dan ditutup dengan acara santunan kepada sekitar 50 anak yatim dan piatu.
Yang menarik dalam acara yang berlangsung dari pukul 08.00 WIB pagi hingga pukul 22.00 WIB malam adalah, dengan adanya kehadiran dari kawan-kawan dari Komunitas Jawara Musang Lovers Banten (Jamulba).
Sesuai namanya, komunitas Jamulba merupakan komunitas yang mewadahi para pecinta musang yang sudah berdiri sejak tahun 2016 lalu.
Berawal dari hobi memelihara binatang dan seringnya melakukan pertemuan sesama pecinta Musang, anak muda yang mayoritas berusia 20-27 tahunan itu memberanikan diri terjun ke masyarakat dengan berbagai kegiatan kemanusiaan, termasuk dengan berpartisipasi di acara Bakti Sosial yang digelar KPJ.
Kehadiran Jamulba, menjadi magnet tersendiri dalam kegiatan yang berlangsung saat itu karena masyarakat yang hadir terlihat antusias dan merasa terhibur menyaksikan musang-musang peliharaan anggota Jamulba.
Jamulba meyakini untuk membantu warga yang membutuhkan bantuan, tidak harus menunggu menjadi organisasi besar, namun cukup dengan diiringi niat yang tulus dan kemauan yang tinggi dari anggota organisasi itu sendiri untuk bisa melakukan hal yang berarti bagi orang lain.
Seorang anggota Jamulba Banten Perwakilan Wilayah Kota Cilegon, Lutfan, mengaku organisasinya tersebut sudah sering melakukan kegiatan kemanusiaan seperti ikut serta membantu masyarakat atau daerah yang terkena bencana seperti bencana di Lebak beberapa waktu lalu. Menurut Lutfan, komunitasnya sengaja ikut serta dalam berbagai hal kegiatan kemanusiaan.
Meski komunitasnya kecil akan terasa besar jika keberadaannya bermanfaat untuk masyarakat.
“Saya merasa senang di Jamulba, karena banyak sekali manfaatnya, bukan hanya komunitas yang meresahkan masyarakat sekitar,” katanya.
Ia mengaku sudah beberapa kali mengadakan kegiatan yang langsung terjun ke masyarakat seperti santunan anak yatim dan donor darah.
Lutfan berharap semua komunitas memiliki visi yang sama yakni tidak meresahkan masyarakat melainkan bermanfaat untuk masyarakat.
“Kalau kegiatan sih kita simpel, paling kalau ada bencana atau peristiwa yang melanda warga Banten khususunya warga Kota Cilegon, kami mengakomodir semua anggota untuk menyumbangkan pakaian layak pakai,” ujar pria yang baru masuk Jamulba tiga bulan yang lalu itu.
Pengurus lain, Dio Nursandi, mengungkapkan jika komunitasnya sering melakukan pertemuan dalam rangka berdiskusi soal kemanusiaan. Menurutnya, komunitas pecinta binatang seperti Jamulban harus ikut terlibat agar stigma masyarakat terhadap komunitas yang ada di Kota Cilegon tidak negatif. (Baehaqi Rizal).