TANGSEL, (B1) – Berdasarkan penelitian yang dilakukan Public dan Transparency Watch (Truth), Indonesian Corruption Watch (ICW) dan Sekolah Anti Korupsi (Sakti) menyebutkan, Anggaran dana Hibah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel 2015 diduga diselewengkan.
Divisi Advokasi dan Investigasi Tangerang Public dan Transparency Watch (Truth) Jupri Nugroho mengatakan, dari hasil penelitian penyaluran dana hibah yang dilakukan, pihaknya Ada 106 lembaga dan organisasi yang menerima dana hibah tahun 2015.
“Dari data yang kami peroleh, ada lembaga atau organisasi fiktif yang menerima. Atau, lembaga yang menerima tidak sesuai dengan besaran dana yang dianggarkan. Sebanyak 21 lembaga atau organisasi penerima dana hibah dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan tahun 2015 fiktif. lembaga atau organisasi itu tak jelas keberadaan kantornya dan kalaupun ada kantor ternyata dalam keadaan kosong,” ungkapnya, Kamis (13/04/2017).
Sesuai hasil temuan yang dilakukan Sekolah Anti Korupsi (SAKTI) Tangerang, Pemkot Tangsel menganggarkan dana hibah dari APBD sebesar Rp29.568.000.000. Ada Rp 4,805 miliar anggaran dana hibah yang fiktif.
Jupri menambahkan, dari hasil penelitian tersebut, dana hibah sebesar Rp14.161.500.000 diterima 57 lembaga atau organisasi, 13 lembaga atau organisasi tidak menerima dana sebesar Rp1.598.500.000. 12 lembaga atau organisasi tidak terbuka menerima dana hibah sebesar Rp8.885.000.000, 21 lembaga atau organisasi fiktif menerima Rp4.805.000.000. Serta tiga lembaga atau organisasi yang menerima tidak sesuai sebesar Rp118.000.000.
Sehingga patut diduga Pemkot Tangsel menyalahgunakan wewenang dan tidak taat terhadap peraturan perundang-undangan.
“Atas data ini, dalam waktu dekat kami akan melayangkan laporan resmi ke Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Koruppsi (KPK) dan Kepolisian,” paparnya. (iyar).
